iPendidikan.com - Perkara mubah (diperbolehkan) yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad s.a.w :
"Perkara halal yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian". (HR. Imam Baihaqi, Imam Abu Dawud, & Imam Ibnu Majah).
Bahwa menceraikan istri hukumnya makruh dalam kondisi ikhtiyar (memilih antara cerai & tidak), tetapi diperbolehkan menceraikan istri jika si suami belum melakukan hubungan ++ dengan istrinya dalam kondisi suci & haidl & dalam kondisi mendesak/darurat.
Wahai saudara-Ku, tidaklah engkau menceraikan istrimu karena tidak terdapat sesuatu yang terpaksa, maka itu yang dinamakan dengan al-imsak bil ma'ruf (memelihara dengan baik), sedangkan tidak mengingat istri setelah dicerai adalah at-tasrich bil ichsan (melepaskan dengan baik-baik).
Perlu diketahui, perceraian merupakan pereda bagi dua orang yang saling membenci & Allah telah menjanjikan untuk mencukupi keduanya dengan anugrah. Firman Allah s.a.w:
"Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. & adalah Allah maha luas lagi maha bijaksana". (QS. An-nisa : 130).
Tetapi, walaupun jika keduanya bercerai akan diberi kecukupan oleh Allah bukan bearti si suami seenaknya saja untuk menceraikan istrinya.
Si suami tidak diperbolehkan menceraikan istrinya kecuali jika dalam keadaan terpaksa karena ditemukan perilaku istrinya misalnya tidak melakukan kewajiban yang semestinya, budi pekerti yang jelek ataupun si suami menemukan sesuatu pada perilaku istrinya yang sudah tidak dapat di toleransi lagi.
Jika si suami menceraikan istrinya maka tidak perbolehkan untuk mengingatnya walaupun ia ditanya tentang wanita yang diceraikannya tersebut.
Terima kasih atas kunjungannya. Baca juga selanjutnya Contoh isteri yang tidak baik & yang baik. Salam, Tim iPendidikan.