Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Pada Masa Aksana Beserta Soal

iPendidikan.com - Masa aksara adalah masa dimana manusia sudah mengenal tulisan sebagai alat komunikasi. Masa aksara disebut juga zaman sejarah sebagai kelanjutan dari zaman praaksara.
Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Pada Masa Aksana Beserta Soal
Sejak masuk & berkembangnya pengaruh hindu - Buddha di Indonesia, masyarakat Indonesia mulai mengenal tulisan.

Negara Indonesia mampu mencatat beberapa macam peristiwa yang terjadi sebagai rekaman tulisan tentang peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu. Rekaman tertulis tersebut diantaranya adalah:

A. Prasasti.


Dear sobat, apa yang anda ketahui tentang prasasti?

Prasasti adalah peninggalan tertulis yang di pahat & dilukiskan pada bahan yang tidak mudah musnah, misalnya logam, batu, & gading.

Prasasti merupakan tulisan yang memuat informasi tentang peringatan, sejarah, maupun catatan suatu peristiwa.

Terdapat sekitar 3.000 prasasti dari zaman Indonesia kuno. Terdapat berbagai bahasa yang di gunakan diantaranya bahasa sanskerta, bahasa jawa, bahasa bali kuno, & bahasa melayu kuno.

Coba, sebutkan apa saja prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Melayu Kuno?

Prasasti yang memakai bahasa kuno dapat ditemui di daerah Sumatra, seperti Prasasti Talang Tuo, Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Telaga Batu yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.

Adapun contoh prasasti pada masa peninggalan kerajaan yang bercorak Hindu - Buddha, antara lain adalah prasasti kerajaan Kutai yang terdapat di Kalimantan Timur, Prasasti kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan, Prasasti Kerajaam Mataram Kuno di Jawa Tengah, Prasasti Kerajaan Kediri di Jawa Timur, prasasti kerajaan Tarumanegara & Pejajaran di Jawa Barat.

Prasasti Tugu merupakan salah satu prasasti yang menerangkan tentang Kerajaan Tarumanegara. Ayo.... Sebutkan isi prasasti Tugu tersebut !!

Prasasti tugu merupakan prasasti terpanjang peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Prasasti tugu ditemukan di Tugu, Jakarta.

Isi Prasasti Tugu tentang penggalian sebuah saluran sepanjang 6.112 tombak (11 km) yang bernama Gomati. Penggalian tersebut dilakukan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman yang diselesaikan hanya dalam waktu 21 hari. Setelah selesai penggalian, kemudian dilakukan selametan dengan memberikan hadiah sebanyak 1.000 ekor sapi kepada para brahmana.

Hm, kalau prasasti-prasasti yang menerangkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya, apa saja? Sebutkan !

Prasasti sebagai sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya diantara adalah prasasti Talang kuno (684 M), prasasti Kedukan Bukit (682 M), prasasti Ligor, prasasti Kota Kapur, pasasti Karang Berahi, & prasasti Kota Kapur.

B. Kitab.

Kitab adalah cacatan tertulis hasil karya para pujangga yang dapat kita jadikan sebagai sumber sejarah untuk dapat mengungkapkan peristiwa masa lampau.

Seorang ahli bahasa & sastra yang menghasilkan karya-karya sejarah, terutama sejarah klasik adalah Prof. Slamet Mulyana.

Karya Prof. Slamet Mulyana diantaranya adalah Menuju ke Puncak Kejayaan Majapahit (1968) serta Negarakertagama & Tafsir Sejarahnya (1979).

Perkembangan kesusastraan pada zaman Hindu - Buddha di Indonesia dibagi menjadi beberapa zaman. Coba sebutkan!

Perkembangan kesusastraan pada zaman Hindu - Buddha di Indonesia terbagi menjadi sebagai berikut:
  • Zaman Mataram (sekitar abad ke - 9 & 10).
  • Zaman Kediri (sekitar abad ke - 11 & 12).
  • Zaman Majapahit I (sekitar abad ke -14, dengan memakai bahasa Jawa Kuno).
  • Zaman Majapahit II (sekitar abad ke - 15 & ke - 16, dengan menggunakan bahasa Jawa Tengahan), sebagian kesusastraan Zaman Majapahit II berkembang di Bali (Zaman Kerajaan Semprangan Gregel).

Bila ditinjau dari segi isi, kitab-kitab kuno dari zaman Hindu-Buddha dapat dibagi menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
  1. Tutur/kitab keagamaan.
  2. Kitab sejarah.
  3. Wiracarita/cerita kepahlawanan.
  4. Sastra/kitab hukum.

Sekarang kalian sebutkan kitab-kitab sastra apa saja yang dihasilkan pada zaman Kerajaan Kediri?

Kitab sastra yang dihasilkan pada Kerajaan Kediri adalah kitab Arjunawiwaha, kitab Smaradahana, kitab Baratayudha, kitab Kresnayana, & kitab Gatotkacasraya.

Puncak dari suatu penelitian sejarah adalah penulisan sejarah. Hasil penulisan tersebut disebut dengan historiografi.

Di Indonesia terdapat tiga jenis penulisan sejarah yaitu penulisan sejarah tradisional, penulisan sejarah kolonial, & penulisan sejarah nasional.

1. Historiografi Tradisional.
Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang pada umumnya lebih mengedepankan unsur keturunan (genealogi), tetapi memiliki kelemahan dalam struktur kronologi & unsur biografi.

Ciri-ciri historiografi tradisional adalah:
  • Mengandung unsur mitos.
  • Merupakan refleksi (gambaran) kultural.
  • Menjadikan alam sebagai kekuatan yang mempengaruhi sejarah.


2. Historiografi Kolonial.
Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang bersifat eropasentris maupun nearlandosentris yang berarti sejarah Indonesia itu di tulis untuk kepentingan & secara pandang kolonial.

Ciri-ciri historiografi kolonial adalah:
  • Sifatnya diskriminatif.
  • Merupakan sejarah orang belanda di hindia timur (Indonesia).
  • Berisi tentang sejarah orang besar & sejarah politik.
  • Memakai sumber2 belanda.
  • Menganggap bahwa Hindia Timur (Indonesia) belum mempunyai sejarah sebelum kedatangan orang eropa (Belanda).


3. Historiografi Nasional.
Histeriografi nasional adalah penulisan sejarah peradaban bangsa Indonesia yang dilakukan dengan cara wajar menurut kacamata bangsa Indonesia dengan tetap berpegang pada aturan metode sejarah universal.

Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, merupakan tokoh yang mempunyai peran besar dalam mengembangkan penulisan sejarah nasional Indonesia.

Ciri-ciri historiografi Indonesia adalah:
  • Sudah mendapatkan perbandingan sumber kolonial & lokal.
  • Penulisnya adalah orang2 yang akademis dalam bidang bahasa, kepurbakalaan & kesusastraan.
  • Sumber tidak lagi hanya sumber arsip, akan tetapi sumber lokal juga.
  • Tidak hanya mengangkat sejarah orang2 besar & negara saja, tetapi juga lebih pada kemanusiaannya yaitu kebudayaan.
Salah satu contoh historiografi nasional adalah Sejarah Nasional Indonesia jilid I sampai jilid VI, editor Sartono Kartodirdjo.